Mudah-mudahan tidak…
Malam Ramadan tertanggal satu per satu
Bulan malam ini sudah tidak purnama lagi
Tandannya mulai terkikis,
Tanda kurang setengah jalan menuju peraduan
Telah luput dari sisi… kawan-kawan kita
Bahkan artis ternama tanah pusaka
Tak sempat lagi mereka melihat cahaya Ramadan esok hari
Teriring doa semoga mereka husnul khotimah
Jika Ramadan depan kita tak di sini lagi…
Bukankah satu hari puasa akan kita sesali…
Jika bulan purnama Ramadan tak menyapa kita lagi…
Bukankah satu keping sedekah akan kita tangisi…
Jika terik mentari Ramadan…
Yang beradu dengan lelahnya badan…
Dan kering dahaga tenggorokan…
Jika perjuangan ini tak sampai waktu…
Maka siapa yang bisa memberi pinjam pada hati yang memelas ini…
Jika tenggorokan serasa tertusuk pedang
Tanda nyawa semoga tertarik lembut keluar badan…
Jika rasa dingin mulai naik dari kaki merambat ke ujung rambut…
Bukankah hari-hari Ramadan dan solat malamnya yang akan kita tangisi?
Jika sendu malamnya Ramadan
Dalam momen mulia seribu bulan
Air mata tak jua menetes… solat dan quran hanya enyah dari empuk ranjang
Bukankah di ranjang maut… malam qadar akan kita sesali?
Jika perginya kawan-kawan kita
Tak kan mereka jumpai subuh Ramadan esok hari
Tak membuka mata hati untuk merangkul Ramadan hari ini…
Maka siapakah yang akan membuka gelapnya hati…
Jika Ramadan ini Ramadan terakhir…
Mudah-mudahan tidak…
Namun jika ini Ramadan terakhir…
Akankah kita tangisi dan sesali…
Akankah kita ingin kembali…
Puasa yang luput… solat yang lupa… sedekah yang kalah oleh tamak…
Jika ini Ramadan terakhir…
Apakah Ramadan ini akan tergiang di penghujung hari…
Saat bertemu sang pemutus nyawa…
Akankah kita tangisi…
Mudah-mudahan tidak…